Majalah Online - Berangkat dari ayat Q. Surah Al- Hajj (ayat :5)
“ wahai umat manusia, sekiranya kamu menaruh syak (ragu-ragu) tentang kebangkitan makhluk (hidup semula pada hari kiamat), maka (perhatikanlah pada tingkatan kejadian manusia), karena Kami benar-benar telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setitik air benih, kemudian dari sebuku darah beku, kemudian dari sekerat daging yang disempurnakan; ( Kami jadikan secara yang demikian) karena Kami hendak menerangkan kepada kamu ( kekuasaan Kami); dan Kami menetapkan pula dalam kandungan rahim (ibu yang mengandung itu) apa yang Kami rancangkan hngga kesuatu masa yang ditentukan lahirnya; kemudian Kami mengeluarkan kamu berupa kanak-kanak; kemudian (kamu dipelihara) hingga sampai keperingkat umur dewasa; dan (dalam pada itu) ada diantara kamu yang dimatikan( semasa kecil atau semasa dewasanya) dan ada pula yang dilanjutkan umurnya keperingkat tua, sehingga ia tidak mengetahui lagi akan sesuatu yang telah diketahuinya dahulu. Dan (ingatlah satu bukti lagi); engkau melihat bumi itu kering, kemudian apabila Kami menurunkan hujan yang menimpanya, bergeraklah tanahnya (dengan tumbuh-tumbuhan yang merecup tumbuh), dan gembur serta ia pula menumbuhkan berjenis-jenis tanaman yang indah permai.(QSal-Hajj:5).
Penjelasan
Pada dua ayat sebelumnya termaktub peringatan kepada manusia-manusia yang telah terjebak bujuk rayu setan, sehingga mereka begitu berani membantah Allah tentang ilmu. Sementara ayat diatas diawali dengan huruf nida’ ( seruan ) yang ditujukan kepada manusia. Dengan demikian, manusia yang dimaksud dengan ayat diatas tidak lah mencakup seluruh manusia, tetapi mereka yang memiliki sifat yang disebutkan pada ayat sebelumnya. Hal ini dipertegas dengan redaksi setelah nida’, yakni munculnya redaksi “ jika kamu merasa ragu terhadap kebangkitan,” yang Allah jelaskan pada ayat pertama dan kedua Redaksi semacam ini menuntut si pendengar agar senantiasa sadar pada atribut yang dimiliki Allah, yaitu sebagai pencipta dan penguasa pada hari berbangkit. Sebab, keyakinan pada dua kenyataan ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pola hidup seseorang, sehingga bagi mereka yang dalam hatinya masih terdapat keraguan akan hari tersebut dituntut agar segera melakukan perenungan terhadap proses penciptaan, kemungkinan besar ia akan tersadar pada kekeliurannya. Ada pun proses penciptaan tersebut adalah, pertama-tama Allah menyebutkan bahawa Dia menciptakan manusia dari tanah. Dalam mengomentari lafadz ini, mayoritas mufasir menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah Adam. Karena memang dia dianggap sebagai manusia pertama yang diciptakan langsung oleh Allah dari tanah. Namun kenyataannya itu pun tidak menutup kemungkinan bahwa kata turab yanng dimaksud ayat diatas ditujukan pada setiap manusia. Sebab, pada kenyataanya seluruh tubuh manusia mempunyai rekasi dengan tanah, sehingga dapat dikatakan, tidak mungkin seorang laki-laki mampu mengeluarkan sperma kalau ia tidak mempunyai unsur-unsur bumi.
Ayat turun berkaitan dengan sikap orang kafir yang tidak mempercayai akan adanya hari berbangkit. Sebagai jawaban atas keraguan tersebut Allah menurunkan ayat yang memberikan petunjuk kepada Nabi agar menjawab keraguan tersebut dengan memperhatikan proses penciptaan manusia. Di samping itu, menyebutkan unsur tanah dalam surah al-hajj:5 secara tidak langsung mengingatkan manusia bahwa ia berasal dari tanah dan pada akhirnya akan kembali lagi pada asal-usulnya (tanah). Jika kenyataannya demikian, maka tidak layak lagi seseorang untuk menyombongkan diri yang diekspresikan dengan keingkaran pada hari berbangkit. Peroses kedua dari penciptaan manusia tersebut adalah bertemunya air mani dengan ovum. Secara langsung, kenyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam penciptaan-Nya itu Allah menggunakan suami-istri sebagai media prantara, kecuali Adam dan ‘Isa. Pada tahap ini, ketika sperma keluar, berjuta sel saling berjuang menuju ovum, mereka yang tidak mampu bertahan harus rela gugur dan hanya sang juaralah yang berhak menuju tahap berikutnya. Sejalan dengan penemuan ilmiah yang menginformasikan bahwa pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin laki-laki mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, sedang yang berhasil bertemu dengan indung telur wanita hanyalah satu saja. Peroses ketiga dari penciptaan manusia itu adalah pertumbuhan dari air mani menjadi alqah yang sering diartikan dengan sekerat darah yang membeku. Dalam kamus-kamus bahasa Arab sebagaimana di kemukakan Quraish Shihab, kata alqah diartikan dengan: segumpal darah yang membeku; sesuatu yang seperti cacing, berwarna hitam, terdapat dalam air, bila air itu diminum, cacing itu menyangkut dikrongkongan dan ; sesuatu yang bergantung atau berdempet. Ayat semacam itu mengingatkan fenomena kekuasaan Tuhan dalam hukum alam, yakni dengan menciptakan manusia dalam keadaan sempurna darri sesuatu yang secara matril tidak mempunyai arti apa-apa. Dari darah, bakal manusia ini berubah menjadi daging dan pada tahap inilah Allah menyempurnakannya dengan meniupkan ruh kepadanya. Peniupan ruh ini menandai kesempurnaan seseorang. Setelah melalui proses keempat sebagai bentuk rahman rahimnya Allah mempersiapkan bakal manusia itu dalam kandungan sang ibu, sehingga ia benar-benar telah siap menghirup udara segar. Dan karena pada usia empat bulan si anak sudah mempunyai ruh, maka selama berada dalam kandungan, ia sudah merasakan sesuatu, bahkan pergerakannya pun sudah semakin terasa oleh sang ibu. Oleh sebab itu, dalam kondisi ini, tradisi islam mengajarkan agar si anak mulai di perdengarkan bacaan-bacaan ayat-ayat suci Al-qur’an. konsekuensi logisnya, baik sibu yang lagi mengandung atau calon ayah harus semakin memperbanyak membanyak membaca ayat-ayat Al qur’an. Pada umumnya, keberadaan manusia dalam perut ibunya sejak ditiupkan ruh kepadanya adalah selam lima bulan, dan setelah mencapai sembilan, akhirnya ia telah siap untuk memulai kehidupan, walaupun awalnya ia berada dalam kondisi yang sangat lemah seiring dengan beriringnya waktu anak itupun mengalami perkembangan setahap demi setahap. Setelah proses yang cukup panjang, akhirnya seseorang yang akan memasuki usia dewasa, yang diistilahkan dengan “litabluguh asyuddakum” yang oleh Wahbah zuhaili diartikan dengan. “Sempurnanya pertumbuhan fisik daan kemampuan akal sehingga sudah sampai pada batas akhir waktu mudanya”.
Q. Surah Ar-Ruum (ayat: 54)
“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah kemudian setelah keadaan lemag itu dia menjadikanmu kuat, lalu setelah kuat itu dia menjadikanmuh lemah (kembali)dan beruban. (Qs. 30/ ar-ruum :54)
“Allahlah yang menjadikan mu lemah” mula lahir kedunia kita manusia masih serba lemah. Lemah sejak dari jasmani sampai kepada rohani. Lemah akal dan budi, lemah ikhtiar dan usaha, bahkan sama sekali belum dapat berdiri sendiri. “Kemudian itu dari sesudah lemah Dia jadikan kuat”. Dari sejak tidur terguling, sampai pandai merangkak, sampai berangsur berlatih tegak dan jatuh dan tegak lagi, sampai dapat berdiri dan tegak lurus dan berjalan dan sampai akal pun tumbuh dan kuat berdiri sendiri. Sampai dapat mendirikan rumah tangga dan memimpin pula anak dan istri, berusaha mencari rezeki anugerah Tuhan, hingga kuat menghadapi hidup. “kemudian Dia jadikan dari sesudah kuat menjadi lemah dan tua”. Kelak akan tiba masanya puncak masa tua, mendatar sebentar kemudian menurun, kekuataan dikurangi sedikit demi sedikit. Ingatlah yang tadinya kuat, akhirnya jadi lemah dan pelupa. Badan yang tadinya teguh dan sehat, berangsurlah tua. Meskipun penyakit tidak ada, namun masa tua sudah terasa sebagai rasa sakit yang berlimpit-limpit. Mata mulai kabur, uban mulai bertabur, gigi mulai gugur, jengat mulai kendur, ingatan mulai mundur. Bertambah lama hidup, bertambah lemah diri. Sehingga makadang-kadang kembali sebagai kanak-kanak yang mulai menjejak dunia tadi. Kalau dimasa kanak-kanak kekuatan mulai akan mulai tumbuh, maka setelah tua kekuatan yang tadinya telah cukup, telah berkurang, menipis, dan hilaang. Malah pelupa! Kadang-kadang lebih buruk lagi, yaitu pikun! Kembali seperti anak-anak. “Dia ciptakan apa yang Dia kehendaki”. Artinyah bahwa yang demikian Allah-lah yang menentukan sendiri, menurut sunnahnya yang telah ia tentukan! Manusia ingin panjang umur! Baik, kalau kamu diberi Allah panjang umur tentu lemah dan tua sesudah kuat perkasa itu kamu lalui sesudah kamu tua itu tentu kamu akan kembali sebagai anak-anak. Malah lebih menjemuhkan dari kanak-kanak. “dan Dia adalah maha mengetahui, maha menentukan”. Maha mengetahui apa yang patut bagi tiap-tiap manusia apakah patut dia berusia panjang lalu tua renta sampai pukin, ataukah muda remaja lalau mati dalam keadaan muda itu. Dia pula yang Maha menentukan ukuran hidup, Ukuran tubuh, Pengalaman manusia daya dan upanyanya, batas-batas kekuatannya dan keistimewaan yang akan tumbuh daripada tiap-tiap orang. Dia yang menentukan jalan hidup yang akan di tempuh manusia; apakah kelak dia akan menjadi saudagar atau menjadi pelayan jadi mentri atau jadi sopir, jadi jendral atau prajurid, atau jadi presiden memimpin suatu negeri, atau matu sahid karena berjuang menegakkan suatu keyakinan.
Q. Surah An- Nahl (Ayat : 70)
“dan Allah telah menjadikan kamu kemudian mewafatkan kamu ada yang dikembalikan kepada seburuk-buruk umur sehingga dia tidak tahu sesuatu apapun sesudah tua sesungguhnya Allah maha mengetahui, maha kuasa.
Penafsiran QS. An-nahl ayat 70 “Dan Allah telah menjadikan kamu kemudian mewafatkan kamu”. Yaitu bahwasanya manusia dijadikan Allah daripada tidak ada menjadi ada, dan setelah Dia ada, diapun dimatikan. Tiap-tiap yang telah dihidupkan pastilah dimatikan. “Dan dari setengah kamu ada yang dikembalikan kepada seburuk-buruk umur”. Artinya diantara kamu ada yang dipanjangkan usianya sampai sangat tua. “Sehingga dia tidak tahu sesuatu apapun sesudah tua.” Apabila sudah sangat tua maka pikiran dan akal yang sangat cerdas di waktu muda tadi kian lama kian menurun, sampai hilang ingatan sama sekali, menjadi lupa. Di dalam suatu riwayat yang di wirayatkan orang daripada shidina Ali bin abu thalib, kalau orang telah mencapai usia 75 tahun, mulailah dia masuk kedalam suasana seburuk-buruk umur. Mulailah dia lemah dan ingatan tidak kuat lagi dan ilmu pengetahuan mulai hilang. Dibayangkan di dalam ayat ini tingkat umur yang kita lalu dalam hidup kita dari tidak ada kitapun di adakan,mulailah dari dalam kandungan ibu sampai lahir ke dunia, mulanya dalam keadaan serbah lemah serbah tidak tahu, kalu usia di panjangkan Allah Bertambah usia bertambahlahlah kecerdasan. Puncak mendatar usia dari 40 tagun sampai usia 50 tahun. Dari usia 50 tahun, berangsurlah menurun dan menurun lagi, sampai usia 75 tahun inilah yang dinakan seburuk-buruk umur. “Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui, Maha kuasa”. Artinya biarlah Allah dengan pengetahuan yang luas itu, yang menentukan apa yang layak bagi kita. Dan pengetahuan Allah-lah yang tidak pernah mundu karna umur dan dialah yang maha kuasa menentukan apa yang baik bagi hambanya. Maka menyerahlah kita kepada Allah dengan sebulat-bulat penyerahan.
Posting Komentar
Posting Komentar