Ketatanegaraan di Jaman Utsman Ibn Affan

Posting Komentar


Majalah Online -
Sebagaimana halnya dengan dua khalifah sebelumnya, Utsman juga mempunyai tahta pemerintahan, yaitu pada tahun (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil ia rebut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini.

Pemerintahan Utsman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa dikalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman memang berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sikapnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H / 655 M, Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari dari orang-orang yang kecewa itu. Dan pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang.
  1. Faktor – faktor yang menyebabkan rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman.
  2. Masa khalifah Utsman ibn Affan.
  3. Kebijakan politik Utsman ibn Affan.
  4. Peradilan pada masa Utsman ibn Affan.
  5. Faktor – faktor yang menyebabkan rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman

  • Masa Khalifah Utsman ibn Affan
Sebagaimana khalifah-khalifah sebelumnya. Utsman juga menyampaikan pidato kenegaraan disaat pelantikannya sebagai khalifah.

Sesungguhnya engkau sekalian hidup di negeri yang fana dan berada dalam pemerintahan yang tidak kekal, karena itu segeralah berbuat baik sekuat mampumu untuk menyongsong batas kehidupanmu.... ketahuilah, sesungguhnya dunia ini hanyalah kesenangan yang penuh dengan tipu daya. Jangan kalia tersesat olehnya. Janganlah tipu daya itu melalaikan kalian dari Allah. Ambillah pelajaran dari peristiwa-peristiwamasa lampau kemudian bersungguh-sungguhlah dan jangan kalian lalai. Sesungguhnya allah tidak pernah lengah terhadap kalian. Adakah orang-orang yanng tinggal dan menikmati kehidupan didunia ini yang kekal abadi? Jauhkanlah dunia ini, sebagaimana diperintahkan-Nya, raihlah kebahagiaan akhira. ( kemudia Utsman mengutip ayat Al-Quran  surat Al-Kahfi, 18:45 yang mengumpamakan kehidupan dunia seperti air hujan yang turun dari langit. Dengan air itu ditumbuhkan-Nyalah tumbuh-tumbuhan. Setelah itu tumbuhan itu kering ditiup angin).

Pidato ini, tidak seperti pidato dua khalifah sebelumnya, tidak memperlihatkan sisi politik Utsman yang jelas dalam menjalankan pemerintahannya. Pidato ini lebih bersifat sebagai nasihat seorang tua kepada anak-anaknya. Kalau diteliti lebih jauh, kelihatannya Utsman memang bukan seorang negarawan. Selama hidupnya, Utsman lebih dikenal sebagai seorang pengusaha sukses yang banyak menyumbangkan harta bendanya untuk kepentingan Islam. Memang, dari dua cucu ‘Abd al-Manaf, yakni ‘Umaiyah dan ‘Abd al- Muththalib, yang pertama ‘Umaiyah lebih banyak bergelut dibidang bisnis. Inilah darah yang diwarisi Utsman sebagai anggota keluarga Bani Umaiyah. Sedangkan yang kedua memang lebih memfokuskan perhatian dalam lapangan politik. Karena itu, naiknya Utsman menjadi khalifah dapat diartikan sebagai “kemenangan” Bani ‘Umaiyah atas Bani Hasyim. Di samping itu, usia yang sudah uzur juga merupakan faktor mengapa Utsman tidak memperlihatkan  visi politiknya  secara jelas dan gamblang. Dan juga dalam instruksi pertamanya yang segera dikirimkan kepada para gubernurnya menekankan bahwa Allah memerintahkan agar para pemimpin bertindak sebagai pamong bagi rakyat, dan bukan sebagai pengutip pajak. Kemudian dia memerintahkan hendaknya dalam pengolahan urusan masyarakat, disamping meminta kepada rakyat agar memenuhi kewajiban-kewajiban mereka, para gubernur pun memenuhi hak-hak rakyat, baik yang beregama Islam maupun yang bukan Islam.

  •     Kebijakan Politik Utsman ibn Affan
Pada dasarnya garis kebijakan yang akan dilaksanakan Utsman adalah mencoba mengacu kepada kebijakan khalifah Abu Bakar dan Umar. Seperti halnya Umar, Utsman juga melakukan perluasan kekuasaan Islam, pada awal pemerintahannya, Utsman berhasil menaklukkan Ray dan Rum. Pada tahun 26 H, pemerintahan Utsman juga berhasil menguasai Sabur. Selanjutnya, pada tahun 27 H, dalam pertempuran di laut, Mu’awiyah berhasil mengalahkan tentara Romawi di Cyprus dan menguasai daerah tersebut. Ini menandai pembentukan angkatan laut yang pertama dalam pemerintahan Islam. Pulau-pulau lain disekitar Cyprus seperti Kreta dan Radhus juga takluk dibawah kekuasaan Islam. Pada tahun itu juga tentara Islam berhasil menguasai Ardan dan Afrika. Dalam penaklukan Afrika, diriwayatkan bahwa tentara Islam masing-masing menerima 1000 dinar. Sebagian riwayat mengatakan 3000 dinar. Andalus (Spanyol) juga berhasil ditaklukkan pada tahun tersebut pada tahun ke 30 H, pelebaran kekuasaan Islam di arahkan ke Asia Barat. Daerah-daerah seperti Khurasan, Naisabur, Thus, Merv dan Sarkhas berhasil dikuasai dengan jalan damai. Selain daerah-daerah tersebut, kekuasaan Islam pada masa Utsman juga telah meliputi Azarbaijan, Afghan, Armenia, Kurdistan, dan Herat.Untuk penguasa-penguasa didaerah tersebut, Utsman mengangkat wakilnya sebagai gubernur, yaitu :

  1. Abdullah ibn al-Hadhrami untuk Mekah;
  2. Al-Qasim ibn  Rabi’ah al-Tsaqafi untuk Thaif;
  3. Ya’la ibn Munabbih untuk Shan’a;
  4. Adullah ibn Abi Rabi’ah untuk Jinad;
  5.  Abdullah ibn Amir ibn Kuraz untuk Basrah;
  6. Sa’id ibn al-A’sh untuk Kuffah;
  7. Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi Sarh untuk Mesir;
  8. Mu’awiyah ibn Abi Sufyan untuk Syam; Sebagai gubernur Syam, Mu’awiyah menguasai wilayah yang sangat luas, sehingga ia dibantu oleh beberapa orang seperti Abd al-Rahman ibn Khalid ibn Walid untuk daerah Hamsh, Abu al-A’war ibn sufyan untuk daerah Ardan,  Alqamah ibn Hakim al Kinani untuk daerah Palestina dan Abdullah ibn Qais untuk angkatan laut.
  9. Jarir ibn ‘Abdillah untuk Kirghistan;
  10. Asy’ats ibn Qais untuk Azerbaijan;
  11. Malik ibn Habib untuk Merv;
  12. Al Nasir untuk Hamadzan;
  13. Said ibn Qais untuk Ray;
  14. Al-Saib ibn al-Aqra’  untuk Isfahan.

Disamping penguasa daerah tersebut Utsman juga mengangkat Abu-al-Dardasebagai hakim agung dan ‘Uqbah ibn ‘Amr sebagai bendaharawan negara.Selain penaklukan-penaklukan diatas, Utsman juga membuat kebijaksanaan perluasan mesjid al-Haram di Mekkah dan mesjid Nabawi di Madinah. Untuk perluasan mesjid Nabawi, Utsman melakukan pembebasan tanah penduduk sekitar dengan mengeluarkan ganti rugi sebesar 10.000 dinar. Usman juga menempuh kebijaksanaan memperbanyak mushaf Al-Qur’an dan mengirimkannya untuk beberapa daerah. Kebijaksanaan ini berawal dari perbedaan kaum muslimin dari berbagai daerah yang luas tersebut dalam membaca Al-Qur’an menurut dialek daerah masing-masing dan Qira’ah yang berbeda.

Disamping itu, Utsman juga melakukan pembangunan fisik lainnya seperti perumahan penduduk, gedung peradilan, jalan-jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. Usman juga menggaji Mu’adzdzin dengan uang negara, dan dalam menjalankan roda pemerintahan Utsman dibantu oleh pejabat-pejabat Diwan al-Kharaj (perpajakan), Bait al-Mal (bendahara negara), Ahdats (kepolisian), Nafi’at (pekerjaan umum), jund (militer).
Utsman dapat mengelola berbagai kepentingan dengan baik, namun ini hanya berjalan selama enam tahun pertama pemerintahannya. Pada enam tahun kedua, Utsman mulais diterpa badai protes dan tidak kepuasan dari berbagai daerah. Banyak kebijaksanaannya yang tidak sejalan dengan aspirasi arus bawah. Setidaknya terdapat tiga sumber ketidak puasan umat Islam terhadap Utsman, sehingga menimbulkan kekacauan di pemerintahannya.Tiga hal itu adalah soal politik, pendayagunaan kekayaan negara, dan kebijaksanaan keimigrasian.

  • Peradilan pada masa Utsman ibn Affan.
Pemerintahan Usman ibn Affan berlangsung dari tahun 644-656 M. Ketika dipilihUtsman telah berusia 70 tahun. Dimasa pemerintahannya perluasan daerah Islam diteruskan ke barat sampai Maroko, ke Timur menuju India, dan ke Utara bergerak menuju konstantinopel. Utsma ib Affan adalah orang yang pertama orang pertama yang mengkhususkan kantor untuk peradilan, sedangkan peradilan dalam masa dua khalifah sebelumnya dilaksanakan di masjid. Utsman selalu bermusyawarah dengan Ali dan yang lain sebelum mengeluarkan hukum. Utsman pernah menawarkan jabatan peradilan kepada Adullah bin Umar, namun ditolak meskipun Utsman mendesak, dan Abdullah bin Umar berkata kepada : “apakah kamu tidak mendengar Rasullullah SAW bersabda:

“barangsiapa yang mohon perlindungankepada Allah, maka lindungilah dia”, dan saya berlindung kepada Allah jika saya menjabat dalam perlindungan”.

Peradilan pada masa Utsman sama seperti peradilan dimasa dua sahabat sesudahnya. Utsman mengutus petugas-petugas sebagai pengambil pajak dan penjaga batas-batas wilayah untuk menyeru amar mafruf nahi munkar, dan terhadap mayarakat yang bukan muslim (ahli dzimmah) berlaku kasih sayang dan lemah lembut serta berlaku adil terhadap mereka. Utsman memberikan hukuman cambuk terhadap orang yang biasa minum arak, dan mengancam setiap orang yang berbuat bid’ah dikeluarkan dari kota madinah, dengan demikian keadaan masyarakat selalu dalam kebenaran.

Utsman bin Affan tidak mengangkat hakim di Madinah hingga dia meninggal dunia. Salah satu contoh kasus yang langsung diselesaikan Utsman, yaitu Ali bin Abi Thalib pada masa umar telah membangun pematang untuk membangun aliran air antara tanahnya dan tanah Thalhah bin Abdullah, lalu keduanya mengadukan perkara tersebut kepada Utsman bin Affan. Maka, Utsman pergi bersama kedua belah pihak ketempat pematang hingga dia melihatnya. Kemudian dia berkata: “ saya melihat tidak ada bahaya yang disebabkan pematang ini, dan dia juga telah ada sejak masa Umar. Sebab jika pematang ini kezaliman niscaya Umar tidak akan membiarkannya”.Tindakan yang dilakukan oleh Utsman ini adalah serupa pada masa kita ini dengan pembuktian materi yang dilakukan oleh hakim dengan melihat secara langsung.

  • Faktor-Faktor yang Menyebabkan Rakyat Kecewa Terhadap Kepemimpinan Utsman.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwah ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Utsman laksana boneka dihadapan kerabatbnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Utsman sendiri.

Meskipun demikian, tidak berarti pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Utsman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid, dan memperluas mesjid nabi di Madina. Dan setelah Utsman wafat masyarakat pun beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah.

  • Kesimpulan

Dari uraian diatas mulai dari proses pengangkatan khalifah Utsman ibn Affan sampai kepada hal-hal yang membuat masyarakat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu Utsman banyak sekali berperan dalam pemerintahan yang ia bangun salah satu kemajuan-kemajuan yang ia lekukan adalah fasilitas-fasilitas bagi masyarakat, melakukan beberapa penaklukan-penaklukan terhadap negara-negara yang berhasil ia kuasai, dan dalam hal peradilan pada masa Utsman adalah orang pertama mengkhususkan kantor untuk peradilan, dan masih banyak lagi mengenai prestasi-prestasi di masa pemerintahannya, akan tetapi setelah enam tahun terakhir dimasa kepemimpinannya beberapa kekacauan pun terjadi sepert lebih mengutamakan kaum dari keluarganya untuk menduduki jabatan penting adalah  karena kepercayaannya yang terlalu besar terhadap mereka. Utsman sangat selektif melihat orang yang bukan keluarganya untuk memegang tugas pemerintahan. Dengan itu Utsman beranggapan bahwa stabilitas politik dunia Islam dapat dipelihara dan dijaga. Akan tetapi, kesempatan ini dimanfaatkan oleh keluarganya untuk kepentingan mereka.

Dan juga atas kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut berdampak dengan terjadinya implikasi yang luas dikalangan umat Islam. Pengangkatan pejabat (gubernur) berdasarkan prinsip kekeluargaan menyebabkan lahirnya gerakan oposisi, karena besarnya arus oposisi dari berbagai daerah terhadap pemerintahan Utsman dapat dipahami dalam konteks berbedanya perlakuan yang mereka alami antara masa pemerintahan Umar dan Utsman. Dan contoh lain ialah subsidi pemerintah yang kurang dari biasanya, ini yang menimbulkan rasa tidak puas dan frustasi dikalangan rakyat. Klimaksnya adalah peristiwa tragis pembunuhan khalifah Utsman di tangan umat Islam sendiri.


Daftar Kepustakaan
  1. Badriyatim, sejarah peradapan islam, Jakarta ,rayaprasindopersada , 2010
  2. MunawirSdadzali, islamdantata Negara,Jakarta, UI press, 1993.
  3. Muhammad Iqbal, FiqihSiyasah, Kontekstualisasidoktrinpolitikislam, Jakarta, gaya media pratama, 2001









Lainnya:

Posting Komentar