Apa Itu AXA Mandiri Bola Panas Per-Asuransi-an di Indonesia

Posting Komentar



Majalah Online - Asuransi. dalam pemikiran beberapa orang ketika mendengar kata asuransi tentunya yang terlintas pertama sekali dalam benak orang tersebut adalah “penipu” bahkan dari beberapa orang tersebut menganggap asuransi adalah sebuah momok yang menakutkan, dan memang bukan tanpa sebab, ketika seorang calon nasabah apabila dihadapkan kepada seorang FA (Financial Advisor, sebutan untuk para agent asuransi) maka dalil terakhir adalah lebih baik menghindar dari pada harus berhadapan apalagi sampai ketahap diskusi dengan seorang FA, sedikit gambaran bahwa FA adalah lini terdepan dari sebuah perusahaan asuransi, seorang FA tidak jauh berbeda dengan sebutan tenaga pemasar di perusahaan lain, mungkin dapat disebut marketing, sales, AO, (Account Officer), BC ( Bussines Consultant), maupun turunan-turunannya seperti Marketing Executive, Sales Force atau yang lainnya. Dari kesemua jenis dan sebutan tenaga pemasar tersebut bagi perusahaan kesemuanya adalah sama saja yaitu sebagai lini terdepan atau mesin uang bagi perusahaan, dan dari segala jenis perusahaan dapat dipastikan dalam proses rekrutmen pasti lebih mengedepankan proses perekrutan calon sales dari pada calon SBL (Sales Belakang Layar) SBL bisa berupa Area Sales Manager, Regional Sales Manager atau lurusan-lurusannya. Yang menjadi pertanyaan, kenapa sih dari sekian banyak perusahaan, mereka hanya membuka lowongan pekerjaan di posisi tenaga pemasar, yah logika sederhananya adalah semakin banyak tenaga pemasar maka berbanding lurus dengan laba yang diterima oleh perusahaan tersebut, sama halnya anda menaiki delman atau yang sejenisnya, semakin banyak kuda sebagai tenaga penggerak utama maka semakin cepat pula anda sampai ke tujuan, dan semakin kecil kemungkinan anda tertinggal dari kompetitor-kompetitor anda. Tetapi dalam fokus kali ini kita hanya terkonsentrasi kepada yang namanya FA, Siapa itu FA.? Apa Tugas Mereka.? Dan Apa Hubungan FA Dengan AXA Mandiri.

  • Baiklah, mengawali tulisan ini saya akan memperkenalkan kepada kita semua apa itu FA.!

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa FA adalah singkatan dari Financial Advisor atau kalau di artikan kedalam bahasa Indonesia adalah Perencanaan Keuangan, terlihat keren bukan. Seorang FA dituntut bukan hanya dapat merencanakan keuangan dirinya sendiri dimasa yang akan datang akan tetapi seorang FA diharuskan dapat pula merencanakan keuangan calon nasabah dimasa yang akan datang, secara teknis saya tidak akan berbicara panjang lebar mengenai cara kerja FA, akan tetapi secara garis besar bagi seorang FA diharuskan dapat menggali segala informasi keuangan calon nasabah, agar dapat merekomendasikan produk perusahaan kepada calon nasabah yang tentunya sesuai dengan kebutuhan calon nasabah tersebut. Seorang FA tidak hanya dinilai layak dari product Knowledge nya tetapi secara keseluruhan seorang FA idealnya harus memiliki attitude yang baik. Kemampuan komunikasi yang baik, dan ahli dalam bernegosiasi, tidak kalah penting dari seorang FA secara penampilan pun menjadi barometer dan indikator penilaian yang tidak bisa dinomor duakan, bukan tanpa sebab, hal itu dikarenakan seorang FA pun dapat dikatakan sebagai Frontliner dalam organisasi perusahaan maupun perbankan.

  • Selanjutnya apa tugas dari seorang FA.!

Secara garis besar tugas utama FA adalah merekomendasaikan kepada calon nasabah tentang produk dan layanan dari perusahaan dimana ia bekerja, dan yang kedua adalah meyakinkan calon nasabah bahwa produk yang ia rekomendasikan tersebut adalah produk unggulan yang dapat dipastikan nasabah tersebut akan membutuhkannya dimasa yang akan datang. Nah dari dua tugas pokok ini lah terkadang seorang FA lupa akan satu pelajaran penting yang sedari dulu ia pelajari dan fahami yaitu tentang arti sebuah kejujuran, kejujuran berasal dari kata jujur, dimana dalam kaitannya kejujuran sifatnya mengikat, yang kedepannya akan memberikan efek dan dampak besar bagi seorang FA, nasabah, terlebih kepada perusahaan dimana ia bekerja, tentunya terlepas dari tuntutan target yang ditetapkan perusahaan untuk masing – masing FA, dan terlepas dari tekanan management yang dihadapkan kepada seorang FA, seorang insan yang berakal dan memiliki iman akan dapat memilih antara api yang membakar kulit atau air yang menyejukkan hati, dapat memilih antara tekanan dan tuntutan target atau nilai-nilai sebuah kejujuran, sedikit perbandingan bahwa apabila kita memilih target tanpa mempertimbangkan nilai-nilai kejujuran maka efek nyata yang diterima oleh perusahan secara persentase keuntungan akan meningkat, dan upah atau imbalan akan dibayarkan perusahaan kepada seorang FA, akan tetapi bagi seorang nasabah tentunya bukan suatu yang diharapkan. Sebaliknya apablia seorang FA lebih mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam merekomendasikan produk dan meyakinkan nasabah, maka nama baik perusahaan akan tetap terjaga, begitupun terhadap seorang FA, terlebih kepada nasabah akan tidak memberikan konotasi dan kesan, bahkan penilaian negatif kepada FA, atau perusahaan tersebut.

  • Terakhir apa hubungan FA dengan AXA Mandiri.!

Pada sesi atau paragraf terakhir ini saya akan mencoba memaparkan lebih dalam dan luas akan sebuah hubungan musiman antara seorang FA AXA Mandiri. Loh kok musiman, berikut ulasan singkatnya.

AXA Mandiri adalah salah satu perusahaan dari sekian banyak perusahaan asuransi yang tersebar di Indonesia, dan merupakan perusahaan Bancassurance terbaik di Indonesia di ikuti oleh AIA, Simas Jiwa, Allianz dan lain sebagainya. AXA mandiri sendiri didirikan pada Desember 2003 dan merupakan gabungan antara perusahaan raksasa Bank Mandiri dan juga AXA, sedangkan AXA adalah perusahaan terbaik nomor 1 untuk bisnis asuransi di seluruh dunia selama 9 tahun berturut-turut. Perlu diketahui juga bahwa AXA Mandiri Financial Service satu dari beberapa group perusahaan AXA yang ada di Indonesia. Sebenarnya konsep dasar asuransi adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang, dan secara teknis adalah memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis (nasabah) karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. (UU RI Nomor 40 Tahun 20014 Tentang Perasuransian), nah itulah konsep dasar dari perasuransian yang berlaku di Indonesia, tentunya kesemua itu tidak terlepas dari pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sederhananya adalah apabila sebuah perusahaan asuransi yang dalam praktik nya diluar dari UU RI No 40 Tahun 2014 dan diluar dari Peraturan OJK (POJK) maka sudah barang tentu pihak OJK akan menghentikan segala izin operasional dan juga izin dari perusahaan tersebut. Faktanya AXA Mandiri Financial Service masih aktif dan masih mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hal ini membuktikan bahwa AMFS terbebas dari segala jenis dan macam opini masyarakat yang tengah dan sudah lama beredar di masyarakat tentang pengalaman buruk menggunakan jasa layanan dari perusahaan asuransi seperti AMFS, selanjutnya bagaimanasih citra buruk masyarakat terhadap asuransi dan apa sih penyebab merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi di Indonesia, menurut analisis saya banyaknya pihak yang memberikan kesan buruk kepada asuransi adalah kebanyakan masyarakat tidak dan belum mengetahui sepenuhnya tentang pengertian asuransi, produk, dan manfaat asuransi, selanjutnya di sisi lain FA selaku penaggung jawab pemegang polis atau nasabah terkadang tidak memberikan penjelasan yang seterang-terangnya kepada nasabah tentang pengertian asuransi, produk dan manfaatnya. Perlu saya sampaikan disini bahwa ini lah yang menjadi awal dari hubungan buruk FA dengan Perusahaan penyedia jasa dan layanan perasuransian di Indonesia. Hubungan cinta segitiga antara FA, nasabah dan perusahaan asuransi agaknya sudah lama memburuk bahkan diperparah sejak pecah dan melubernya lava panas dari perusahaan asuransi milik negara Jiwasraya, dan tidak sampai disitu selanjutnya disusul dengan kasus besar perasuransian di Indonesia yang disebabkan oleh Bumiputera, yang kesemua itu membuat panjang daftar hitam perasuransian di Indonesia dan melululantahkan kepercayaan masyarakat terhapat asuransi, dari hubungan cinta segitiga antara FA, perusahaan, dan nasabah yang tidak kunjung pulih dan dalam analisi saya tidak akan bisa pulih sebelum datang nya pihak penengah yaitu kejujuran. Analogi sederhanya adalah apabila kita mencari titik kesalahan atau sumber masalah dari hubungan cinta segitiga yang tak kunjung pulih ini maka kurang lebih gambaran nya mungkin seperti ini.

Sinopsis nya adalah pengelola yang dalam hal ini sebagai perusahaan asuransi menuntut agar FA dapat mencari nasabah sebanyak-banyaknya, yang tentunya dan dapat dipastikan FA harus tunduk kepada kepada aturan yang berlaku di perusahaan tersebut, perlu saya sampaikan bahwa bagi AXA Mandiri sendiri dari pengalaman dan reward atau penghargaan yang mereka dapatkan dari tahun ke tahun sudah barang tentu tetap memprioritaskan kejujuran dan menjunjung tinggi keprofesionalitasan dalam mengelola segala data, profil, dan aset nasabah dan hal itu tentunya memang masuk kedalam standart perusahaan, akan tetapi bagi beberapa FA tentunya ntah kurang mendapat pemahaman dari perusahan, atau mungkin sebab lain, terus mecari nasabah tanpa memandang aturan yang ditetapkan oleh perusahaan sendiri yang dalam hal ini adalah AXA Mandiri, seperti hal nya kapal nelayan yang menggunakan metode penangkapan pukat harimau semua benda laut dari ikan, koral, karang, dan lain sebagainya ikut tertarik oleh pukat tersebut.





***

Lainnya:

Posting Komentar